Eco-Harmoni dalam Semangat Deklarasi Istiqlal di Sulut
Written by Richard Lumi on Desember 10, 2024
Montiniradio – Dalam rangka memperingati Haul Gus Dur ke-15, GUSDURian Manado bekerjasama dengan IAIN Manado menyelenggarakan Seminar Kolaboratif bertajuk “Eco-Harmoni dalam Semangat Deklarasi Istiqlal: Pengalaman dan Aksi Umat Beragama di Sulawesi Utara” (9/12). Seminar ini dihadiri oleh berbagai tokoh lintas agama yang memberikan pandangan teologis dan praktis mengenai isu lingkungan hidup.
Acara ini merupakan tindak lanjut dari Deklarasi Istiqlal 2024 yang sebelumnya ditandatangani oleh Paus Fransiskus dan Imam Besar Masjid Istiqlal. Deklarasi ini menegaskan urgensi kerja sama lintas agama dalam menghadapi krisis global, termasuk kerusakan lingkungan, kelaparan, dan krisis kemanusiaan lainnya. Rektor IAIN Manado, Ahmad Rajafi, membuka kegiatan tersebut dengan menggarisbawahi pentingnya harmoni antara manusia, Tuhan, sesama, dan alam dalam menghadapi tantangan global.
Seminar ini menghadirkan narasumber terkemuka, di antaranya Deeby Momongan selaku pemerhati lingkungan, H. Rikson N. Hasanati sebagai ketua Tanfidziyah PCNU Manado, Wenshi S Jimmy Yosadi selaku Dewan Pakar MATAKIN Indonesia, I Dewa Gianyar selaku Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia. Tampil juga Herdy Munayang selaku Ketua Vihara Arama Kebun Kesadaran Kolongan, Pastor Evaristus Angwarmase selaku dosen Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng, dan Iswan Sual selaku Penghayat Kepercayaan LAROMA. Bersama Host dan Moderator dalam seminar nasional ini yaitu Ali Amin selaku Ketua Moderasi IAIN Manado. Para Narasumber menyampaikan pandangan tentang kaitan teologi agama masing-masing dengan pelestarian lingkungan hidup. Dialog ini menegaskan bahwa agama-agama memiliki peran signifikan dalam membangun kesadaran kolektif untuk menjaga bumi.
Sebagai puncak acara, para narasumber seminar mendeklarasikan pernyataan bersama yang didasari oleh Deklarasi Istiqlal dan falsafah Tri Hita Karana, menekankan pentingnya harmoni spiritual, sosial, dan ekologis. Komitmen yang disampaikan mencakup penguatan nilai-nilai ekologi, pelestarian lingkungan sebagai bentuk cinta kepada Tuhan, kolaborasi antar iman dalam menangani masalah lingkungan, serta peran strategis generasi muda dan institusi pendidikan sebagai agen perubahan. Seruan aksi melibatkan peningkatan kesadaran krisis ekologis, utamakan isu lingkungan dalam spiritualitas, dialog antaragama, serta kebijakan berbasis nilai spiritual, sosial, dan keseimbangan ekologis. Semua ini bertujuan mendorong solusi berkelanjutan terhadap krisis lingkungan dan kemanusiaan. Deklarasi ini menjadi langkah awal menuju Bali Inter Faith Movement 2024, yang akan digelar pada 16 Desember 2024. Deklarasi ini diharapkan dapat menjadi inspirasi gerakan lintas agama di seluruh Indonesia dalam menyikapi isu global dan terlebih khusus di Sulawesi Utara.
Haul Gus Dur ke-15 ini tak hanya menjadi momen refleksi atas warisan toleransi yang ditinggalkan sang Bapak Pluralisme Indonesia, tetapi juga menjadi titik temu bagi umat beragama di Sulawesi Utara untuk bersatu demi masa depan yang lebih baik bagi planet ini. Dengan semangat Deklarasi Istiqlal, acara ini menguatkan pesan bahwa keberagaman adalah kekuatan dalam melindungi kehidupan.