Biden Tunda Tarif China: Implikasi Tahun Politik
Written by Richard Lumi on September 2, 2024
Montiniradio.com – Pemerintahan Biden telah menunda pengumuman kenaikan tarif yang signifikan terhadap produk-produk buatan China, termasuk kendaraan listrik, baterai, semikonduktor, dan sel surya, yang sebelumnya direncanakan akan berlaku mulai 1 Agustus. Menurut perwakilan perdagangan AS, keputusan akhir mengenai perubahan aturan tersebut masih dalam proses perumusan, seperti yang disampaikan oleh juru bicara (31/08).
Penundaan ini dianggap sebagai langkah yang tidak mengherankan oleh Thibault Denamial, seorang peneliti di Center for Strategic and International Studies. Denamial mengaitkan penundaan ini dengan tahun pemilihan umum yang sedang berlangsung di Amerika Serikat, di mana Partai Demokrat harus mempertimbangkan dampak ekonomi dan politik dari setiap kebijakan yang diambil, termasuk dalam urusan perdagangan internasional. Menurutnya, meskipun Partai Demokrat tidak ingin dianggap lemah terhadap China, mereka juga harus mempertimbangkan dampak ekonomi dari tarif yang diusulkan.
Rencana kenaikan tarif tersebut mencakup tarif sebesar 100% untuk mobil listrik buatan China, 50% untuk semikonduktor dan sel surya, serta 25% untuk baterai lithium-ion dan berbagai barang strategis lainnya. Kebijakan ini merupakan bagian dari upaya AS untuk mengurangi ketergantungan pada China, terutama dalam sektor-sektor yang dianggap penting bagi rantai pasokan global dan transisi energi hijau. Penundaan ini juga memberi ruang bagi Washington untuk menimbang masukan dari berbagai pemangku kepentingan domestik yang mengkhawatirkan dampak negatif dari tarif tersebut terhadap ekonomi AS.
Sementara itu, China diperkirakan akan merespons dengan tindakan yang sepadan namun tidak eskalatif. Wendy Cutler, Wakil Presiden Asia Society Policy Institute, menyatakan bahwa China memiliki beberapa opsi, termasuk penyesuaian tarif terhadap barang-barang impor dari AS atau membawa masalah ini ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Namun, Cutler juga menyoroti bahwa penyelesaian melalui WTO mungkin kurang efektif karena masalah internal dalam badan tersebut. Selain itu, China juga dapat mempertimbangkan pembatasan ekspor pada mineral penting, sebuah langkah yang dapat menimbulkan kekhawatiran lebih lanjut di kalangan pembuat kebijakan di AS, Kanada, dan Uni Eropa. (VOA)