Antony Blinken Tekankan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza
Written by Richard Lumi on Agustus 21, 2024
Doha, Qatar — Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, menuntaskan kunjungan ke Timur Tengah pada Selasa malam (20/8), dengan fokus utama pada pencapaian gencatan senjata di Gaza. Dalam pernyataan terakhirnya, Blinken menekankan pentingnya waktu dalam mencapai kesepakatan, menyoroti bahwa tidak ada waktu yang boleh terbuang dalam misi diplomatik ini. Ia menyampaikan bahwa Amerika Serikat menolak pendudukan jangka panjang Israel di wilayah tersebut, menegaskan perlunya kejelasan dalam penarikan pasukan Israel dari Gaza.
Setelah mengunjungi Mesir dan bertemu dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, Blinken menyampaikan bahwa Netanyahu telah menerima proposal dari AS untuk menjembatani kesenjangan antara Israel dan Hamas. Meski demikian, pejabat senior Hamas, Osama Hamdan, menyanggah klaim tersebut, mengatakan bahwa apa yang disampaikan oleh Blinken tidak sesuai dengan kesepakatan yang dicapai. Hamdan menyatakan bahwa Hamas tidak membutuhkan negosiasi lebih lanjut, melainkan mekanisme implementasi dari kesepakatan yang sudah ada.
Dalam pertemuan yang berlangsung lebih dari dua jam, Blinken dan Netanyahu membahas berbagai isu, termasuk situasi terkini di Gaza dan tantangan dalam mencapai kesepakatan gencatan senjata. Netanyahu sendiri menyampaikan kepada keluarga-keluarga yang kehilangan anggota mereka dalam perang bahwa Israel sedang “mendekati kemenangan” dalam konflik ini. Ia menegaskan bahwa meskipun gencatan senjata sedang dibicarakan, upaya untuk mengalahkan Hamas akan terus berlanjut.
Sementara itu, harapan untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata diharapkan dapat terwujud minggu ini, meskipun ada ketidakpastian mengenai respons Hamas terhadap proposal yang diajukan. Seorang pejabat senior AS yang menemani Blinken selama lawatan menekankan bahwa pernyataan ekstrem dari Netanyahu, termasuk mengenai kendali perbatasan Gaza-Mesir, tidak konstruktif dan dapat menghambat kemajuan dalam negosiasi. Pejabat tersebut menyatakan bahwa semua pihak harus berfokus pada pencapaian kesepakatan gencatan senjata demi keamanan dan stabilitas di kawasan. (VOA)
