Sementara – “Pilihan” – Kekal (Renungan Pagi: 15 Februari 2018)

Written by on Februari 14, 2018

Hidup adalah sebuah pilihan. “Pilihlah cintamu dan cintailah pilihanmu” merupakan ungkapan sederhana namun mendalam tentang sebuah pilihan. Dalam setiap pilihan terkandung kekuatan dan arah ke mana tujuan hidup kita.

Bacaan-bacaan hari ini, baik Kitab Ulangan maupun Injil Lukas menunjukkan hal yang sama yaitu pilihan. Kitab Ulangan mengisahkan bahwa Allah adalah Mahakuasa dan telah menyiapkan segala sesuatu bahkan telah memberitahukan kepada manusia hal baik dan buruk, untung dan malang, suka dan duka, kebahagiaan dan penderitaan, dan sebagainya. Tinggal bagaimana manusia menentukan pilihan untuk hal-hal tersebut. Secara isitimewa bacaan Injil mengisahkan bagaimana Yesus mengajukan syarat yang mengundang pilihan dari para murid tentang apa yang harus dilakukan apabila mereka mau mengikuti-Nya. Yesus mengatakan bahwa setiap orang yang mau mengikuti-Nya harus menyangkal diri, memikul salib dan mengikuti-Nya. Bahkan Yesus menunjukkan ganjaran-ganjaran yang setimpal ketika kita dengan setia menyatakan diri siap mengikuti Yesus. Semuanya tergantung pilihan dari kita. Dan kepada kita pun demikian, Allah telah menyediakan segala sesuatu dan melalui Yesus Kristus Tuhan kita, Allah telah menunjukkan konsekuensi dan ganjaran yang akan kita terima dari setiap pilihan yang kita perbuat.

Namun seringkali kita menjadi buta dan tidak dapat melihat dengan benar hal mana yang mendatangkan keselamatan dan hal mana yang tidak mendatangkan keselamatan. Pikiran dan hati kita dipenuhi dengan tawaran-tawaran duniawi yang sebenarnya hanya bersifat sementara saja. Ada orang yang mengira bahwa dengan memilih hal-hal duniawi maka mereka akan mengalami kebahagiaan sejati. Sebagai orang beriman, bacaan-bacaan hari ini mengajak kita untuk memilih pilihan yang kekal untuk hidup dan kebahagiaan abadi dengan mengikuti Kristus. Jika kita telah memilih Kirstus maka cintailah pilihan kita karena Kristus akan menyelamatkan kita.

Kemarin kita telah merayakan hari Rabu Abu sebagai tanda awal memasuki masa Prapaskah, masa pertobatan. Sebagai manusia kita memiliki dosa dan Allah pun menawarkan pertobatan kepada kita. Pantaslah kita memilih tawaran Allah untuk bertobat. Dengan pertobatan kita telah membuat pilihan sejati untuk menjadi suci. Dalam komitmen mulia itu kita bersedia mengikuti Kristus. Maka kita akan memasuki Paskah suci dengan sukacita dan bahkan kelak kita akan dibangkitkan bersama Kristus dan hidup bahagia di Surga.


Reader's opinions

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *



Current track

Title

Artist

Background