Selamat Datang Paus Fransiskus di Indonesia
Written by Richard Lumi on September 3, 2024
Montiniradio.com – Selasa (03/09) menjadi hari bersejarah bagi umat Katolik di Indonesia. Siang ini, Paus Fransiskus dijadwalkan mendarat di Bandara Soekarno-Hatta dengan pesawat Alitalia. Dalam kunjungan ini, Paus Fransiskus membawa serta rombongan 48 delegasi dan 88 awak media, termasuk di dalamnya 2 Kardinal dan 3 Uskup Agung. Paus Fransiskus akan berada di Jakarta selama empat hari, dari tanggal 3 hingga 6 September 2024, dengan agenda yang padat dan penuh makna. Tiga tempat telah dipersiapkan sebagai lokasi menginap Paus dan rombongannya selama di Jakarta, yaitu Kedutaan Vatikan, Hotel Aryaduta, dan Hotel Mandarin.
Agenda kunjungan Paus di Indonesia telah disusun dengan cermat, mencakup berbagai titik penting di Jakarta. Paus Fransiskus dijadwalkan mengunjungi Kedutaan Vatikan, Istana Merdeka, Istana Negara, Gereja Katedral, Kompleks Katedral Scholas Occurentes di Gedung Graha Pemuda, Masjid Istiqlal, Gedung Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), dan Stadion Gelora Bung Karno. Kunjungan ini tidak hanya bersifat apostolik, tetapi juga membawa misi persahabatan dan dialog antaragama.
Paus Fransiskus dikenal dengan peran gandanya dalam Gereja Katolik. Sebagai Kepala Negara Vatikan dan pemimpin tertinggi umat Katolik sedunia, peran ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Vatikan, sebagai negara terkecil di dunia, memiliki luas hanya sekitar 0,44 km² dengan penduduk sekitar 880 orang yang seluruhnya adalah rohaniwan dan rohaniwati yang bertugas mendampingi Paus. Paus Fransiskus, sebagai Uskup Roma dan pengganti Santo Petrus, memimpin umat Katolik sedunia yang jumlahnya mencapai 1,36 miliar orang.
Hubungan Indonesia dan Vatikan memiliki sejarah panjang yang penuh makna. Vatikan adalah negara pertama di Eropa yang mengakui kemerdekaan Indonesia, hanya dua tahun setelah Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Pengakuan ini diberikan pada 6 Juli 1947 dengan pembentukan Apostolic Delegate atau Kedutaan Besar Vatikan di Indonesia. Pengakuan Vatikan ini memiliki dampak besar, tidak hanya bagi Indonesia, tetapi juga mempengaruhi pandangan dan sikap negara-negara Eropa lainnya terhadap Indonesia sebagai negara merdeka.
Presiden Soekarno menyadari pentingnya hubungan dengan Vatikan. Sepanjang kepemimpinannya, Soekarno tercatat tiga kali berkunjung ke Vatikan dan bertemu dengan tiga Paus yang berbeda. Pada 13 Juni 1956, Soekarno bertemu dengan Paus Pius XII, kemudian bertemu dengan Paus Yohanes XXIII pada 14 Mei 1959, dan pada 12 Oktober 1964 bertemu dengan Paus Paulus VI. Setiap kunjungan ini menjadi momen bersejarah yang penuh dengan simbol persahabatan dan penghormatan antara Indonesia dan Vatikan.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas memiliki kesempatan langka untuk bertemu dengan Paus Fransiskus. Pertemuan pertama terjadi pada 29 September 2019, ketika Gus Yaqut masih menjabat sebagai Ketua Umum GP Ansor. Saat itu, Gus Yaqut berkesempatan bertemu dengan Paus Fransiskus di Vatikan dalam sebuah audiensi umum. Kesempatan bertemu Paus bagi umat Katolik adalah momen yang sangat istimewa, dan pertemuan ini menjadi pengalaman yang sangat berarti bagi Gus Yaqut.
Pertemuan kedua terjadi pada 8 Juni 2022, saat Gus Yaqut telah menjadi Menteri Agama RI. Pada pertemuan ini, Gus Yaqut mengundang Paus Fransiskus untuk berkunjung ke Indonesia, sebuah impian yang kini terwujud. Doa dan harapan Gus Yaqut untuk menghadirkan Paus Fransiskus di Indonesia akhirnya terkabul, menjadikan kunjungan ini sebagai momen yang penuh dengan makna bagi umat Katolik di Indonesia.
Harapan dan doa untuk kunjungan Paus Fransiskus ini tidak hanya datang dari Menteri Agama, tetapi juga dari Konferensi Waligereja Indonesia (KWI). Namun, KWI tetap berhati-hati dalam menyampaikan informasi terkait kedatangan Paus, mengingat kondisi kesehatan Paus Fransiskus yang tidak selalu prima. Perjalanan ke Indonesia merupakan perjalanan panjang yang membutuhkan persiapan matang, dan umat Katolik Indonesia bersyukur karena kunjungan ini akhirnya terwujud.
Pada 13 Februari 2023, Paus Fransiskus menerima gelar Doktor Honoris Causa dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Penghargaan ini disampaikan melalui Kardinal Miguel Ángel Ayuso Guixot, Presiden Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama Vatikan. Pemberian gelar ini menandai pengakuan atas kontribusi Paus Fransiskus dalam mempromosikan dialog antaragama dan memperkuat hubungan antara umat Katolik dan umat Islam, khususnya di Indonesia.
Paus Fransiskus menempatkan Indonesia dalam hatinya. Dalam setiap musibah yang menimpa Indonesia, Paus selalu menyampaikan doa dan solidaritasnya kepada para korban. Kunjungan ini tidak hanya menjadi simbol persahabatan antara Vatikan dan Indonesia, tetapi juga menjadi momen penting untuk mempererat hubungan antaragama dan memperkuat komitmen terhadap perdamaian dan toleransi.
Kunjungan Paus Fransiskus di Indonesia membawa pesan penting tentang iman, persaudaraan, dan belas kasih. Paus Fransiskus mengajak umat Katolik dan seluruh masyarakat Indonesia untuk terus hidup dalam semangat iman dan persaudaraan, serta menunjukkan belas kasih kepada sesama. Viva il Papa, Viva il Papa! (Kemenag RI)